Peretas adalah momok yang terus menghantui dunia komputasi. Kecanggihan para penjahat cyber semakin meningkat seiring dengan kemajuan zaman, motivasi yang mendasari tindakan mereka pun mengalami perubahan.
Hal tersebut diutarakan oleh Achmad Arif dari HP Security Product saat membawakan presentasi soal keamanan cyber dalam acara Media Gathering PT Virtus Technology Indonesia di Belitung, pekan lalu.
“Hacker dulu ingin dapat nama, ingin terkenal, namun sekarang sudah berorientasi bisnis,” kata Arif. Menurut dia, para peretas sekarang sudah jauh lebih “serius” dibanding dulu.
Bukan hanya ingin pamer kemampuan membobol sistem, sebagian dari mereka sudah cenderung meretas secara sistematis demi mengeruk untung.
Arif mencontohkan kejadian pada awal tahun ini krtika kriminal cyber menggondol 45 juta dollar lewat ATM hanya dalam waktu beberapa jam dalam sebuah kejahatan terorganisasi yang dijalankan secara serentak di berbagai belahan dunia.
“Pelakunya itu sampai riset dulu hingga 9 bulan sebelum beraksi, lewat observasi fisik dan lain-lain” ujar Arif, sambil menambahkan bahwa kejadian serupa juga pernah menimpa bank-bank ternama di Indonesia beberapa waktu lalu.
Yang menjadi sasaran para peretas ini pun, lanjut Arif, bukan hanya uang dalam bantuk tunai saja, melainkan data-data sensitif seperti informasi keuangan atau PIN. “Begitu dapat, mereka bisa jual ke pihak lain,” katanya.
Sumber : http://tekno.kompas.com/read/2014/06/23/1208008/Peretas.Dulu.Cari.Nama.Sekarang.Cari.Uang
Editor: Wicak Hidayat