Facebook tak akan lagi membiarkan pengguna mengirim dan menerima pesan pribadi dari aplikasi mobile jejaring sosialnya. Perusahaan mengharuskan pengguna memasang aplikasi pesan instan Facebook Messenger di perangkat mobile untuk berkirim pesan pribadi layanan tersebut.
Facebook mulai memberitahukan hal tersebut kepada pengguna di Perancis, Inggris, dan beberapa negara Eropa lain, Rabu (9/4/2014). Pengguna diminta memakai aplikasi Facebook Messenger yang terpisah dari aplikasi jejaring sosial Facebook.
Juru bicara Facebook, Derick Mains mengatakan, hal ini akan berlaku juga kepada seluruh pengguna Facebook di belahan dunia lain.
Langkah ini bertujuan memberi pengalaman konsisten memakai aplikasi Facebook Messenger yang bekerja lebih cepat untuk berkirim pesan pribadi. Dengan aplikasi ini pengguna juga dimungkinkan melakukan panggilan telepon.
"Kami telah membangun pengalaman yang cepat dan andal melalui Messenger dan sekarang masuk akal bagi kita untuk memfokuskan semua energi dan sumber daya kita pada pengalaman itu," kata Mains seperti dikutip dari Reuters.
Memaksa pengguna memakai aplikasi pesan pada ponsel pintar dapat mendongkrak popularitas Facebook Messenger di tengah ketatnya persaingan menghadapi Snapchat atau Line.
Di sisi lain, strategi ini dianggap mengganggu pengguna. Ketika mereka sedang mengakses aplikasi jejaring sosial Facebook, lalu mengklik notifikasi pesan pribadi, maka pengguna akan berpindah aplikasi ke Facebook Messenger.
Beberapa pengguna di Eropa mengeluhkan paksaan ini melalui media sosial Twitter. Sebagian berpendapat mereka sudah terlanjur nyaman memakai layanan pesan instan dalam aplikasi jejaring sosial Facebook dan tidak mau membebani memori ponsel dengan aplikasi Facebook Messenger.
Facebook sebenarnya telah memiliki aplikasi pesan instan paling populer di dunia, WhatsApp, setelah mengakuisisi perusahaan tersebut senilai 19 miliar dollar AS atau sekitar Rp 223 triliun pada Februari 2014. WhatsApp kini memiliki sekitar 450 juta pengguna aktif di seluruh dunia.
Sumber : http://tekno.kompas.com/read/2014/04/10/1336491/Pengguna.Dipaksa.Pakai.Aplikasi.Facebook.Messenger
Sumber 2: Reuters
Editor: Reza Wahyudi